Kamis, 24 Oktober 2013

pengakuan tak berarti

Pengakuan tak Berarti

Tak ada yang diam di dunia ini..
Bahkan batupun bisa berbicara saat air mengikis keteguhanya
Sebuah pengakuan bahwa dia telah kalah
Begitu pula gunung yang berbicara ketika lava termuntahkan dari isi perutnya
Sebuah pengakuan bahwa dia telah lelah
Langit yang mengaku bersedihpun menitikkan air hujan
Dan itu pun hanyalah pengakuan yang tak berarti
Sebab tak ada yang mampu memahaminya
Sebuah kesedihan yang amat mendalam bahkan ketika kamu memahami bahasa alam
Dan banyak berdiam karena tak ada kata yang mampu kau ucapkan
 Pilu…
Hanya kata itu yang berputar dalam rotasinya dijaringan sel-sel otak
Ketakutan…
Hanya rasa itu lah yang menghantui
Pengakuan yang tak berarti pula karena tak ada kata yang keluar

Yang mampu menjelajahi kerongkongan hingga membentuk suara  

Rabu, 23 Oktober 2013

surat untuk sang kekasih

Surat untuk sang kekasih

Wahai kekasih,

Sebuah penyesalan ku telah mengoyak isi hatiku dan mencabik-cabiknya hingga meninggalkan rasa sakit yang tak kunjung sembuh..

Penyesalanku akan kehadiran cinta ini yang tak bisa ku ungkap dan terkubur dalam didasar hatiku…

Penyesalan akan takdir, yang telah berbicara bahwa cinta  memang tak harus saling memiliki meski ada 2 insan yang saling mencinta…

Penyesalan akan ketakutan yang selalu menghampiri, karena keberanian ku terhalang tembok keegoisan para pecinta…

Dan kini hanya langit yang bisa merasakan betapa pedihnya perasaan ini…

Bulanku meredup, seolah mendengar kegelisahanku akan dirimu disebrang sana…

Bintangku pergi, seolah ingin memastikan keadaanmu…

Wahai sang kekasih,

Surat ini aku titpkan pada semesta, yang telah menjadi saksi akan cinta tulusku ini padamu. Sebagai  penghormatan akan  kesetiaan dan ketulusan agung kepada Sang Pencipta..


Liedya Ichwan

Selasa, 22 Oktober 2013

Teruntuk kamu

Teruntuk Kamu

Ketika sang waktu mulai bertanya
Kapankah kita bisa bertemu
Menuai rasa yang tak berarti ini

Awalnya
Tak ada sedikitpun yang mampu menjawabnya
Karena memang tak ada yang mampu

Awalnya
Rasa itu datang
saat aku tahu ada sosok dirimu dimataku
mengoyak jantungku
membuatnya bekerja lebih keras dari biasanya

awalnya
semua itu membuat ku gundah
karena selalu terngiang suaramu dalam telinga
sehingga saat sadarku datang sunyi kembali menggema
dan karena selalu tampak dirimu disaat aku menutup mata
sehingga saat sadarku datang tak kudapati kehadiranmu  

teruntuk kamu yang mampu mengambil sadarku

dan membayarnya dengan mimpi indah  

Sabtu, 02 Maret 2013

sungai bawah laut


"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini
tawar lagi segar dan yang lain mas in lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang menghalangi." (Q.S Al Furqan:53)

Pada suatu hari ketika Mr. jacues Yves Costeau (ahli oceanografer) sedang melakukan eksplorasi di bawah laut,ia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang tidak bercampur dengan air laut yang
asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang
membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari
penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia
mulai berfikir, bahwa itu hanyalah halusinasi atau khalayan sewaktu
menyelam.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian
ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat
Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang
sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi "Marajal
bahr aini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan..."Artinya: "Dia
biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh
ditembus." Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua
lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di
mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari
laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat
Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi "Yakhruju minhuma lu'lu`u wal marjaan"
artinya "Keluar dari keduanya mutiara dan marjan." Padahal di muara sungai
tidak ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur'an itu, melebihi
kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di
lautan yang dalam. Al Qur'an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup
di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih
untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.
Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang
silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur'an
memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh
kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya hati manusia akan
berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air." seorang
bertanya, "bagaimana caranya untuk menjadikan hati ini bersih kembali?"
Rasulullah s.a.w. bersabda, "ingatlah mati dan membaca Al Quran."

jika anda mrasa ragu akan kebenaran ini kunjungilah cenote angelita mexico dan anda 
anda akan menemukan jawabnya.